Mesenchymal Stem Cell Sebagai Terapi Kanker?
Mesenchymal Stem Cell (MSC) adalah salah satu jenis sel yang
paling sering digunakan untuk pengobatan regeneratif. Sejumlah besar penelitian
telah menunjukkan efek menguntungkan dari terapi berbasis MSC untuk mengobati
berbagai patologi, termasuk gangguan neurologis, iskemia jantung, diabetes,
serta penyakit tulang dan tulang rawan. Namun, potensi terapi MSC pada kanker
masih kontroversial.
Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa MSC dapat berkontribusi terhadap patogenesis kanker, data yang muncul mendukung efek menguntungkan MSC untuk pengobatan onkologis. Dalam ulasan ini, kami memberikan gambaran umum mengenai penerapan terapeutik MSC untuk pengobatan regeneratif dan membahas pedang bermata dua MSC untuk kanker.
Potensi Terapi MSC
Potensi terapeutik MSC pertama-tama dimediasi oleh kemampuan bawaannya untuk bermigrasi menuju jaringan yang rusak. Kemudian, sel yang dicangkokkan mengeluarkan mediator bioaktif, seperti faktor pertumbuhan, sitokin, dan vesikel ekstraseluler yang memberikan efek imunosupresif, anti-apoptosis, anti-fibrotik, angiogenik, dan anti-inflamasi
Migrasi Menuju Jaringan Rusak
Mobilisasi MSC dimulai dengan penggabungannya ke dalam
sirkulasi. Kemudian, MSC bermigrasi melalui aliran darah ke area cedera sebagai
respons terhadap isyarat kemoatraktan. Ikatan reseptor ligan memungkinkan MSC
menempel pada sel endotel yang melapisi pembuluh darah. Selanjutnya, MSC
mengaktifkan dan memulai proses melintasi endotel untuk bergerak menuju
jaringan target, dipandu oleh gradien kemotaktik.
Kemampuan Perbaikan JaringanSetelah tiba di lokasi cedera, MSC berkontribusi terhadap perbaikan dan regenerasi jaringan melalui aktivasi beberapa mekanisme. MSC akan mengeluarkan berbagai mediator perbaikan jaringan, termasuk agen anti-apoptosis, anti-inflamasi, imunomodulator, anti-fibrotik, dan angiogenik. Sebagai sensor peradangan, MSC melepaskan faktor terlarut, seperti transforming growth factor β (TGFβ) yang menghambat proses inflamasi. Di sisi lain, MSC memodulasi respon immune sehingga secara signifikan mendorong perbaikan dan regenerasi jaringan dengan mendorong penyembuhan, jaringan parut, dan fibrosis.
Sifat khas lain dari MSC yang terlibat dalam efek terapeutiknya adalah potensi diferensiasi.
MSC dapat berdiferensiasi menjadi sel asal seperti sel saraf, kardiomiosit, hepatosit, atau sel epitel sehingga memungkinkan penggantian sel-sel yang rusak atau mati dari jaringan yang berbeda.
Peran Berbeda MSC dalam Pengobatan Kanker
Manfaat terapeutik MSC telah mendorong penggunaannya untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk kanker. Mirip dengan jaringan yang rusak, tumor memberikan efek kemoatraktan pada MSC yang mempengaruhinya menuju ke lokasi tumor.
Aktivitas Pro-Tumor
Efek pleiotropik dari MSC yang mendorong perbaikan dan regenerasi jaringan juga dapat memberikan fungsi pro-tumor. MSC juga dapat mendukung angiogenesis tumor, sebuah proses penting dalam perkembangan kanker yang memasok oksigen dan nutrisi ke tumor. MSC juga mengeluarkan growth factor β (TGFβ) yang mendorong infiltrasi makrofag di lokasi tumor dan memfasilitasi pelepasan tumor.
Aktivitas Anti Tumor
MSC juga memiliki efek kuat untuk menghambat tumor. MSC melepaskan agen sitotoksik, seperti TNF-Related Apoptosis-Inducing Ligand (TRAIL) yang secara selektif menginduksi apoptosis (kematian sel) pada berbagai jenis kanker. MSC yang berasal dari sumsum tulang mendorong apoptosis dan menekan pertumbuhan sel glioma. MSC yang dimasukkan secara intravena ditemukan menekan pertumbuhan tumor sarkoma. Pada karsinoma payudara, MSC tali pusat melemahkan pertumbuhan sel dan memicu apoptosis kanker payudara.
Selain itu, MSC telah menimbulkan respons imun anti-tumor melalui pelepasan mediator inflamasi, seperti sitokin multifungsi TGFβ. TGFβ memainkan peran ganda dalam perkembangan kanker. Selain fungsi pro-tumor yang disebutkan di atas, TGFβ menunjukkan efek supresif pada kanker.
Penerapan Klinis MSC untuk Terapi Kanker
Dekade terakhir ini telah terjadi perkembangan pesat terapi berbasis sel untuk aplikasi onkologis, dan MSC berada di garis depan. Selain efek antikankernya, MSC memiliki relevansi khusus untuk terapi berbasis sel yang dipersonalisasi karena dapat diperoleh dengan mudah dengan prosedur invasif minimal dan diperluas secara cepat dalam skala besar.
Selain itu, terdapat sembilan uji klinis terdaftar yang mengevaluasi penerapan MSC untuk mengatasi berbagai efek samping pengobatan kanker, seperti kardiomiopati akibat antrasiklin, xerostomia akibat radioterapi, gagal ginjal akut akibat cisplatin, disfungsi ereksi setelah prostatektomi atau sistitis hemoragik akibat radiasi. Oleh karena itu, terapi berbasis MSC merupakan pilihan terapi yang baik tidak hanya untuk menargetkan kanker secara langsung, namun juga untuk meminimalkan efek samping pengobatan kanker.
Perspektif Masa Depan
Sel induk mesenkim banyak digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit karena kemampuannya untuk menjadi rumah bagi jaringan yang rusak, kemampuannya untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel dan efek pleiotropiknya. Penggunaan terapi MSC untuk kanker terhambat oleh adanya efek anti dan pro tumor.
Terlepas dari kenyataan ini, terapi MSC membawa harapan baru bagi pasien kanker dengan menawarkan perawatan antikanker yang sangat efektif dengan cara yang dipersonalisasi. Di antaranya, penggunaan MSC sebagai kuda Troya untuk memberikan faktor terapeutik merupakan langkah maju yang penting menuju pengobatan kanker yang lebih efisien.
Selain itu, penggunaan vesikel ekstraseluler (secretome) yang diturunkan dari MSC sebagai terapi bebas sel telah muncul sebagai pilihan yang menjanjikan untuk menghindari masalah keamanan terkait dengan penggunaan sel hidup.
Sumber : https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fbioe.2020.00043/full
Comments
Post a Comment