Secretome Pada Penyakit Jantung

Secretome Pada Penyakit Jantung

Penyakit jantung adalah salah satu penyakit yang paling sering ditemui di seluruh dunia. Selain menjadi penyebab utama kematian, penyakit jantung juga dapat mengakibatkan berbagai komplikasi, antara lain darah tinggi, kerusakan pembuluh darah, edema paru, pembengkakan tungkai, retensi nantium & air, pembengkakan pembuluh darah balik di leher, kerusakan katub jantung, gagal jantung, hipertensi paru, dll.

Potensi terapeutik secretome untuk penyakit jantung sebagian besar disebabkan oleh kandungan faktor bioaktif yang kaya, termasuk faktor pertumbuhan, sitokin, kemokin, dan vesikel ekstraseluler. Komponen-komponen ini dapat berinteraksi dengan sel jantung dan ekstraseluler, memodulasi beberapa proses biologis yang penting untuk perbaikan dan regenerasi jantung. 

Berikut adalah beberapa poin penting:

1. Anti-apoptosis: Setelah infark miokard, banyak sel jantung mengalami kematian (apoptosis) karena berkurangnya supply darah (iskemia) dan oksigen (hipoksia). Terapi yang menggunakan secretome stem cell dapat mencegah dampak buruk ini³.

2. Proangiogenesis: Secretome mendorong pembentukan pembuluh darah baru³.

3. Anti inflamasi: Secretome memiliki efek anti radang yang terjadi pada jantung³.

4. Penghambatan fibrosis dan cardiac remodeling: Secretome dapat menghambat pertumbuhan jaringan parut (fibrosis) dan kerusakan sel jantung³.

5. Menarik sel induk yang beredar untuk masuk ke jantung: Secretome dapat merangsang perekrutan sel induk (stem cell) ke area jantung yang rusak dan menstimulasi sel jantung lewat efek parakrin.

6. Faktor Pertumbuhan: Secretome mengandung berbagai faktor pertumbuhan seperti faktor pertumbuhan endotel vaskular /  Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), faktor pertumbuhan sel hati / Hepatocyte Growth Factor (HGF), dan faktor pertumbuhan mirip insulin / insulin-like growth factor (IGF). Faktor-faktor ini dapat mendorong terjadinya pembuluh darah baru (angiogenesis), menghambat kematian sel (apoptosis), dan merangsang pembelahan diri (proliferasi) dari sel jantung dan sel pembuluh darah (endotel).

7. Sitokin dan Kemokin: Ini adalah protein kecil yang memainkan peran penting dalam sinyal sel. Mereka dapat memodulasi respon imun, mendorong migrasi dan proliferasi sel, dan memiliki efek anti radang (anti-inflamasi).

8. Vesikel Ekstraseluler: Ini termasuk exosome dan mikrovesikel, yang dapat mentransfer protein, lipid, dan asam nukleat antar sel. Mereka dapat memodulasi berbagai proses seluler di sel penerima, termasuk proliferasi, diferensiasi, dan respon imun.

9. Transfer Mitokondria: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stem cell dapat mentransfer mitokondria ke sel yang terluka melalui nanotube atau vesikel ekstraseluler. Hal ini dapat membantu memulihkan bioenergi sel yang terluka dan meningkatkan kelangsungan hidup dan fungsinya.

Penelitian lain mengugkapkan bahwa secretome dari sel induk jantung manusia / human cardiac stem cells (CSC) memberikan hasil kardioreparatif yang signifikan pada kondisi infark miokard jika diberikan secara subkutan². Terapi dengan secretome mmeperbaiki kontraksi dari ventrikel kiri, mengurangi jaringan parut, fibrosis antar sel (interstisial), pembengkakan sel jantung, dan meningkatkan output pembuluh darah jantung².

Kesimpulannya, secretome memiliki banyak efek menguntungkan pada penyakit jantung, termasuk efek anti-apoptosis, proangiogenik, anti-inflamasi, penghambatan fibrosis dan remodeling jantung, dan perekrutan sel induk endogen. 

Sumber :

(1) Harnessing the secretome of adipose-derived stem cells in the treatment .... https://stemcellres.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13287-019-1289-7.

(2) Sustained subcutaneous delivery of secretome of human cardiac stem .... https://academic.oup.com/cardiovascres/article/117/3/918/5816595.

(3) Role of Epicardial Adipose Tissue Secretome on Cardiovascular Diseases. https://www.mdpi.com/2227-9059/11/6/1653.

(4) Harnessing the Mesenchymal Stem Cell Secretome for the Treatment of .... https://www.cell.com/cell-stem-cell/pdf/S1934-5909%2812%2900063-X.pdf.



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Secretome Untuk Terapi Penyakit Ginjal

Image
 Secretome Untuk Terapi Penyakit Ginjal Penyakit ginjal merupakan masalah kesehatan global. Hemodialisis dan transplantasi ginjal telah digunakan untuk mengobati gagal ginjal. Namun, dialisis bukanlah pilihan jangka panjang yang efektif, karena tidak dapat menggantikan fungsi ginjal secara keseluruhan. Transplantasi ginjal adalah satu-satunya pengobatan permanen untuk penyakit ginjal stadium akhir / end-stage renal disease (ESRD), namun kurangnya organ ginjal yang dapat dicangkokkan menjadi hambatan tersendiri. Apalagi faktor rejection dari tubuh penerima yang harus diperhatikan lebih serius karena dapat membahayakan tubuh penerima organ. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan mendesak untuk menemukan solusi masalah ini. Kemajuan teknologi dalam terapi berbasis sel telah menawarkan pilihan terapi baru untuk pengobatan jaringan ginjal yang rusak. Khususnya, terapi secretome yang memanfaatkan senyawa bioaktif yang dilepaskan dari sel punca / stem cell, yang memberikan efek positive...
Read more

Secretome : Revolusi Dunia Kedokteran

Image
 Secretome : Revolusi Dunia Kedokteran Mesenchymal Stem Cell Secretome (MSC Secretome) merujuk pada keseluruhan molekul bioaktif yang dilepaskan atau disekresikan oleh Sel Punca Mesenkimal (MSC) ke lingkungan sekitarnya (medium kultur in vitro atau ruang ekstraseluler in vivo). Ini adalah campuran kompleks yang terdiri dari berbagai jenis molekul, bukan sel itu sendiri. Awalnya, manfaat terapeutik MSC diduga berasal dari kemampuannya untuk berdiferensiasi menjadi jenis sel yang rusak dan menggantikannya. Namun, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa efek utama MSC seringkali bersifat parakrin , yaitu melalui pelepasan molekul-molekul bioaktif ini. Sekretom inilah yang menjadi mediator utama dari banyak fungsi terapeutik MSC. Komponen Utama MSC Secretome Secretome MSC sangat heterogen dan komposisinya dapat bervariasi tergantung pada sumber MSC (sumsum tulang, jaringan adiposa, tali pusat, dll.), kondisi kultur (media, kadar oksigen, 3D vs 2D), dan stimulus yang diterima sel. ...
Read more