Potensi Diferensiasi, Mekanisme Molekuler, dan Peran Terapeutik Mesenchymal Stem Cells
Potensi Diferensiasi, Mekanisme Molekuler, dan Peran Terapeutik Mesenchymal Stem Cells
1. Pendahuluan: Definisi dan Karakteristik Sel Punca Mesenkimal
(MSCs)
Sel punca mesenkimal
(Mesenchymal Stem Cells, MSCs), yang juga dikenal sebagai sel stroma mesenkimal
atau sel sinyal obat, adalah jenis sel stroma yang belum terdiferensiasi [1,
2]. Karakteristik fundamentalnya adalah kemampuan untuk memperbaharui diri (self-renewal)
sambil mempertahankan multipotensi, yang memungkinkan mereka untuk
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel spesifik yang membentuk jaringan
mesenkimal [2, 3, 4]. Sel-sel ini merupakan sel punca dewasa yang dianggap
sebagai kandidat utama dalam terapi berbasis sel, berkat sifat uniknya seperti
kemudahan isolasi, amplifikasi, dan toleransi imunologi [3, 4, 5].
Secara historis, MSCs
pertama kali diidentifikasi dan diisolasi dari sumsum tulang [3, 6], yang
hingga saat ini tetap menjadi sumber yang paling umum [5]. Namun, seiring
perkembangan penelitian, sumber-sumber lain yang melimpah dan mudah diakses
telah ditemukan, termasuk jaringan lemak [4, 7], tali pusat [5, 8], pulpa gigi,
cairan sinovial, dan darah perifer [5]. Kelimpahan dan kemudahan pemanenan ini
menjadikan MSCs sebagai agen terapeutik yang sangat menjanjikan untuk rekayasa
jaringan dan regenerasi [4].
Di dalam tubuh, MSCs memainkan peran endogen yang krusial. Peran utama mereka adalah memelihara ceruk sel punca, terutama ceruk hematopoietik yang mendukung homeostasis sel punca hematopoietik [3, 9]. Mereka juga berperan dalam homeostasis organ, penyembuhan luka, dan proses penuaan [3]. Menariknya, fungsi terapeutik MSCs tidak hanya bergantung pada kemampuan mereka untuk berdiferensiasi menjadi sel baru. Sebaliknya, saat terjadi cedera atau peradangan, MSCs dapat bermigrasi dari sumsum tulang ke lokasi cedera dengan merespons sinyal kemokin [9, 10]. Di sana, mereka bertindak sebagai "sel sinyal" yang mensekresikan berbagai faktor pertumbuhan dan molekul bioaktif, seperti Epidermal Growth Factor (EGF) dan Transforming Growth Factor-Beta (TGF-β) [11], serta sitokin imunomodulator [2]. Peran parakrin ini sangat penting untuk memperbaiki lingkungan jaringan dan memfasilitasi penyembuhan [5, 11]. Ini menunjukkan bahwa pemulihan jaringan yang dimediasi oleh MSCs adalah proses multifaset yang mencakup diferensiasi, perbaikan lingkungan mikro, dan modulasi respons imun.
2. Kemampuan Diferensiasi Kanonikal (Mesodermal)
Kemampuan MSCs untuk
berdiferensiasi menjadi sel-sel mesodermal, seperti osteoblas (sel tulang),
kondrosit (sel tulang rawan), dan adiposit (sel lemak), adalah standar emas
untuk mengonfirmasi multipotensi mereka [2, 4, 5]. Diferensiasi ini diatur oleh
interaksi kompleks antara lingkungan sel, jalur sinyal, dan faktor transkripsi.
2.1 Diferensiasi
Osteogenik (Menjadi Sel Tulang)
Proses diferensiasi
osteogenik mengubah MSCs menjadi osteoblas, yang bertanggung jawab untuk
membentuk matriks tulang. Akhirnya, beberapa osteoblas akan terperangkap dalam
matriks yang termineralisasi dan berdiferensiasi lebih lanjut menjadi osteosit
[12]. Di laboratorium, proses ini dapat diinduksi dengan medium kultur yang
diperkaya dengan β-gliserofosfat, deksametason, dan asam askorbat-2-fosfat [12,
13]. Akumulasi mineral kalsium pada matriks ekstraseluler menjadi penanda
visual keberhasilan diferensiasi [14].
Secara molekuler,
diferensiasi osteogenik diatur oleh beberapa jalur sinyal, termasuk Bone
Morphogenetic Protein (BMP), Wnt/β-catenin, dan Notch signaling [12, 15].
Master regulator utama dari proses ini adalah faktor transkripsi Runt-related
transcription factor 2 (Runx2) [12]. Runx2 sangat penting untuk komitmen sel
punca menuju garis keturunan osteoblas [13], di mana ia mengarahkan MSCs untuk
berdiferensiasi menjadi pra-osteoblas [15]. Runx2 mempromosikan ekspresi banyak
penanda osteoblas, seperti osteokalsin [12]. Selain Runx2, faktor transkripsi
lain yang krusial adalah Osterix, yang ekspresinya diinduksi oleh aktivasi
jalur sinyal Wnt [15]. Protein β-catenin juga memfasilitasi pergeseran nasib
MSCs menuju osteoblas, sekaligus menghambat diferensiasi menuju tulang rawan
dan lemak [15]. Meskipun Runx2 sangat diperlukan pada tahap awal diferensiasi,
ekspresi berlebihannya dapat secara paradoxis menghambat pematangan osteoblas
di tahap selanjutnya, menekankan pentingnya timing dan regulasi ekspresi gen yang
tepat untuk mencapai fenotipe sel yang matang [12].
2.2 Diferensiasi
Kondrogenik (Menjadi Sel Tulang Rawan)
Pada jalur
diferensiasi kondrogenik, MSCs berubah menjadi kondrosit, sel-sel yang menyusun
tulang rawan. Diferensiasi ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu
intramembranosa (diferensiasi langsung) atau endokondral, di mana MSCs terlebih
dahulu menjadi kondrosit sebelum akhirnya membentuk tulang [15]. Kondrogenesis in vitro dapat diinduksi dengan medium
kultur yang mengandung Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-β1), insulin, dan
asam askorbat [16].
Mekanisme molekuler yang mendasari diferensiasi kondrogenik melibatkan jalur sinyal seperti TGF-β/Smad, Wnt/β-catenin, dan Notch [15]. Faktor transkripsi yang paling esensial dalam proses ini adalah Sox9. Sox9 dianggap sebagai tanda awal pembentukan kondrosit, dan penghapusan gen Sox9 dapat mencegah pembentukan tulang rawan [15]. Konsentrasi Sox9 secara langsung berhubungan dengan ekspresi kolagen tipe II (ColII), yang merupakan penanda spesifik untuk formasi tulang rawan [15].
2.3 Diferensiasi Adipogenik (Menjadi Sel Lemak)
Jalur adipogenik
adalah proses di mana MSCs berdiferensiasi menjadi adiposit atau sel lemak [2,
4]. Penelitian menunjukkan bahwa MSCs yang berasal dari jaringan adiposa
(Adipose-derived stromal/stem cells, ASCs) memiliki kapasitas adipogenik yang
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan MSCs dari sumsum tulang
[16]. Diferensiasi ini dikendalikan oleh faktor transkripsi utama seperti
Peroxisome Proliferator-Activated Receptor γ (PPAR$\gamma$) dan
CCAAT/enhancer-binding protein α (C/EBP$\alpha$) [4]. Hubungan antara
adipogenesis dan osteogenesis sangat menarik. Jalur sinyal Wnt/β-catenin yang
mempromosikan diferensiasi osteogenik juga berfungsi sebagai penghambat
adipogenesis, menunjukkan adanya mekanisme genetik yang terkoordinasi untuk
menentukan nasib seluler [12].
Tabel 1: Ringkasan Diferensiasi Mesodermal Kanonikal MSCs
Jalur Diferensiasi (Lineage) |
Jenis Sel Akhir |
Faktor Pemicu Kunci |
Faktor Transkripsi Kunci |
Osteogenik |
Osteoblas, Osteosit |
β-gliserofosfat, Deksametason, Asam askorbat, BMPs |
Runx2, Osterix, β-catenin, ATF4 |
Kondrogenik |
Kondrosit |
TGF-β1, Insulin, Asam askorbat |
Sox9, Runx2, TGF-β |
Adipogenik |
Adiposit |
Suplemen diferensiasi adipogenik |
PPAR$\gamma$, C/EBP$\alpha$, AP-1 |
3. Kemampuan Diferensiasi Non-Kanonikal
Selain diferensiasi
mesodermal, MSCs juga menunjukkan potensi untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel
dari garis keturunan non-mesodermal, meskipun kemampuan ini masih menjadi
subjek penelitian yang intensif dan belum terdokumentasi secara luas [2, 7,
17].
3.1 Diferensiasi Sel Otot
(Mio-genik)
MSCs memiliki
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel otot [1, 4], termasuk sel otot
lurik dan sel otot jantung (cardiomyocytes) [2, 5]. Studi pada model hewan
dengan infark miokard menunjukkan bahwa MSCs yang ditransplantasikan dapat
berengraftasi dan berdiferensiasi menjadi kardiomiosit dan sel-sel vaskular,
berkontribusi pada peningkatan fungsi ventrikel kiri dan perbaikan pasca-cedera
[3]. Regulasi diferensiasi mio-genik sangat spesifik dan diatur oleh faktor
regulator mio-genik (MRFs) seperti Myf5 dan MyoD, yang bekerja sama dengan myocyte enhancer factor 2 [4].
3.2 Diferensiasi Sel Saraf
(Neuronal)
MSCs juga dilaporkan
dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel keturunan saraf [5, 7]. Potensi ini
menjadikan mereka kandidat alternatif untuk terapi pada beberapa patologi
sistem saraf [7]. Namun, kemampuan diferensiasi ini masih menjadi topik
perdebatan di komunitas ilmiah [7]. Kritikus berpendapat bahwa beberapa kondisi
kultur yang penuh tekanan, seperti deprivasi serum, dapat menghasilkan
perubahan morfologi dan ekspresi protein yang meniru sel saraf tanpa
benar-benar mengubah sel menjadi neuron yang fungsional [7]. Meskipun demikian,
penelitian yang lebih baru telah memberikan bukti kuat untuk diferensiasi
neuronal yang sukses dan stabil, yang diverifikasi baik in vitro maupun in vivo
[7].
3.3 Diferensiasi Sel
Endotelial (Pembuluh Darah)
MSCs juga mampu
berdiferensiasi menjadi sel endotelial dan sel otot polos [1, 17], yang sangat
penting untuk pembentukan jaringan pembuluh darah (vaskularisasi) [17].
Vaskularisasi yang tepat sangat krusial untuk pemeliharaan jaringan, terutama
dalam rekayasa jaringan [17]. Penelitian menunjukkan bahwa MSCs yang diinjeksi
ke miokardium iskemik dapat berdiferensiasi menjadi sel otot polos dan sel
endotelial, yang menghasilkan peningkatan vaskularitas dan fungsi jantung [17].
4. Mekanisme Kontrol dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Diferensiasi MSCs
Diferensiasi MSCs
bukanlah proses spontan, melainkan hasil dari orkestrasi yang rumit antara
kontrol genetik, lingkungan mikro, dan berbagai sinyal eksternal.
4.1 Kontrol Genetik dan
Epigenetik
Nasib seluler MSCs
ditentukan oleh aktivasi dan penekanan gen spesifik [4]. Proses ini terutama
dikendalikan oleh faktor transkripsi, yang merupakan pemain kunci dalam
mengarahkan komitmen sel ke jalur diferensiasi tertentu [4]. Contohnya, Runx2
dan Sox9 adalah master regulator yang menentukan nasib osteogenik dan
kondrogenik [12, 15]. Selain faktor transkripsi, regulasi epigenetik dan
microRNA (miRs) juga memainkan peran penting [4, 12]. MiRs dapat menghambat
ekspresi faktor transkripsi, memberikan lapisan kontrol tambahan untuk
memodulasi diferensiasi [12].
4.2 Pengaruh Lingkungan
Mikro (Niche)
Lingkungan mikro di
mana MSCs berada, sering disebut sebagai "ceruk," menyediakan sinyal
penting yang menentukan nasib sel.
●
Matriks Ekstraseluler
(ECM) dan Perancah (Scaffolds). ECM dan perancah biomaterial (seperti
kitosan) bertindak sebagai media interaksi fisik yang mendukung proliferasi dan
diferensiasi sel [18, 19]. Perancah ini meniru lingkungan jaringan alami dan
dapat memberikan sinyal yang tepat bagi sel untuk berfungsi [4, 18]. Protein
matriks pada perancah dapat meregulasi berbagai aktivitas seluler dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan untuk faktor pertumbuhan yang mengatur diferensiasi
[14].
●
Stimulasi Kimiawi dan
Biologi.
Diferensiasi MSCs dikontrol oleh sitokin, faktor pertumbuhan, dan molekul ECM
[13, 20]. Jalur sinyal seperti Transforming Growth Factor-β (TGF-β) memainkan
peran pleiotropik, mengatur proliferasi dan diferensiasi sel [20].
●
Stimulasi
Fisik/Mekanis. Stimulasi mekanis, seperti tegangan geser (shear stress) dari
aliran cairan, adalah faktor lingkungan yang penting yang dapat meniru kondisi
fisik di dalam tubuh [21, 22]. Penelitian menunjukkan bahwa stimulasi mekanis
dapat meregulasi pembaharuan diri dan diferensiasi sel punca [21]. Bidang
penelitian ini terus berkembang untuk memahami mekanisme yang mendasari
pengaruh fisik terhadap nasib seluler [22].
5. Aplikasi Medis dan Terapeutik MSCs
Kemampuan MSCs untuk
berdiferensiasi dan memodulasi lingkungan mikro menjadikannya modalitas yang
menjanjikan dalam bidang medis.
5.1 Terapi Regeneratif dan
Rekayasa Jaringan
MSCs adalah sumber
sel yang menarik untuk regenerative
medicine karena kemampuan mereka dalam memulihkan atau mengganti jaringan
yang rusak [4, 17, 23]. Mereka telah digunakan dalam pengobatan berbagai
kondisi, termasuk:
●
Penyakit Jantung
Iskemik:
Dalam model hewan, terapi MSCs telah menunjukkan kemampuan untuk merekrut sel
punca jantung endogen, berdiferensiasi menjadi kardiomiosit, dan mensekresikan
faktor parakrin untuk membalikkan remodelling dan meningkatkan fungsi ventrikel
kiri [3].
●
Penyakit Degeneratif: MSCs menunjukkan
potensi untuk terapi osteoarthritis, di mana mereka dapat meningkatkan fungsi
sendi [24]. Penelitian awal juga menunjukkan potensi untuk mengobati penyakit
neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson [24].
●
Defek Tulang dan
Tulang Rawan: MSCs digunakan dalam rekayasa jaringan untuk memperbaiki defek
tulang [17] dan tulang rawan [23, 25]. Kombinasi MSCs dengan perancah
biomaterial, seperti kitosan, dapat mempercepat diferensiasi osteogenik dan
membantu rekonstruksi tulang [18].
5.2 Efek Imunomodulatori
dan Antimikroba
Sifat imunomodulatori
MSCs merupakan salah satu keunggulan utama yang membedakan mereka dari terapi
berbasis sel lainnya [24]. MSCs dapat mengatur respons imun, menekan
peradangan, dan mengurangi risiko penolakan saat digunakan sebagai
transplantasi alogenik [2, 3, 5]. Mereka mencapai efek ini dengan mensekresikan
berbagai molekul seperti prostaglandin E2 (PGE2), nitric oxide, dan interleukin 6 (IL-6) [2, 9]. Molekul-molekul ini
dapat mempolarisasi makrofag ke fenotipe M2 (anti-inflamasi) dan menghambat proliferasi
serta aktivitas sel imun lainnya, seperti sel T dan sel B [2, 9]. Selain itu,
MSCs juga memproduksi peptida antimikroba yang memberikan aktivitas antibakteri
spektrum luas [2].
5.3 Mekanisme Parakrin dan
Penggunaan Eksosom
Seiring dengan
kemajuan penelitian, pemahaman tentang mekanisme terapeutik MSCs telah bergeser
dari fokus eksklusif pada diferensiasi langsung menjadi pengakuan yang lebih
besar terhadap peran parakrin [2]. Efek terapi MSCs seringkali dimediasi oleh
sekresi faktor bioaktif seperti faktor pertumbuhan, sitokin, dan vesikel
ekstraseluler [5, 11]. Eksosom, salah satu jenis vesikel ekstraseluler, membawa
kemampuan terapi yang sama dengan MSCs itu sendiri [23]. Ukurannya yang kecil
menjadikannya kandidat yang lebih efektif untuk terapi, berpotensi mengatasi
tantangan yang terkait dengan implantasi sel langsung, seperti tumorigenisitas
dan respons imun [26].
6. Kesimpulan dan Prospek Masa Depan
MSCs adalah sel punca
multipoten yang menjanjikan dengan kemampuan diferensiasi yang luas dan
multifaset. Mereka dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel mesodermal kanonikal
(tulang, tulang rawan, lemak), serta sel-sel non-kanonikal (otot, saraf,
endotel). Nasib diferensiasi mereka sangat bergantung pada orkestrasi kompleks
antara faktor transkripsi, jalur sinyal, dan sinyal dari lingkungan mikro,
termasuk matriks ekstraseluler dan stimulasi fisik [4, 15, 22].
Meskipun potensi
terapeutik MSCs sangat besar dalam regenerative
medicine dan imunomodulasi, laporan ini menggarisbawahi beberapa tantangan
yang masih ada. Protokol untuk diferensiasi non-kanonikal masih belum
terdokumentasi secara luas [17], dan adanya variasi dalam respons diferensiasi
antar individu serta penurunan potensi seiring bertambahnya usia donor [2]
memerlukan penelitian lebih lanjut. Ada pula perdebatan tentang apakah
diferensiasi ke dalam beberapa jenis sel, seperti sel saraf, adalah diferensiasi
sejati atau hanya perubahan morfologi yang diinduksi oleh kondisi stres [7].
Prospek masa depan
dalam bidang ini akan berfokus pada pemahaman yang lebih dalam tentang
mekanisme molekuler yang mendasari diferensiasi, pengembangan biomaterial dan
perancah baru yang dapat secara efektif memandu nasib seluler [14, 22], serta
optimalisasi terapi berbasis eksosom [23, 26]. Penggunaan eksosom menawarkan
jalur yang berpotensi lebih aman dan efisien untuk memberikan manfaat
terapeutik MSCs tanpa perlu mentransplantasikan sel itu sendiri, menandai arah
baru yang menjanjikan dalam pengobatan regeneratif modern. Meskipun banyak
kemajuan telah dicapai, penelitian berkelanjutan sangat diperlukan untuk
mengoptimalkan aplikasi klinis MSCs dan memastikan efektivitas serta
keamanannya dalam jangka panjang [24].
Sumber :
1.cancer.gov Definition of mesenchymal stem cells - NCI Drug Dictionary
2.en.wikipedia.org. Mesenchymal stem cell - Wikipedia
3.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Mesenchymal stem cells: Biology, patho-physiology, translational ...
4.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Mesenchymal stem cell differentiation and usage for biotechnology ...
5.dvcstem.com. What are Mesenchymal Stem Cells? - DVC Stem
6.media.neliti.com Produksi Mesenchymal Stem Cell (MSC) dari Sumsum Tulang Belakang Mencit - Neliti
7.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Differentiation of Human Mesenchymal Stem Cells towards ...
8.jurnalfkip.unram.ac.id Jurnal Biologi Tropis Potential of Mesenchymal Stem Cells (MSCs) for Various Disease Therapy: Systematic Review
9.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Mesenchymal stem cells: Emerging mechanisms of immunomodulation and therapy - PMC
10.unair.ac.id. Pergerakan dan Homing Mesenchymal Stem Cell (MSCs) dari Amnion Membrane - Universitas Airlangga Official Website
11.prostem.co.id. Peran Stem Cell untuk Acne Scar? - PT Prodia StemCell Indonesia
12.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Molecular mechanisms of mesenchymal stem cell differentiation ...
13.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Key Transcription Factors in the Differentiation of Mesenchymal Stem Cells - PMC
14.lib.ui.ac.id. Diferensiasi Osteogenik dari Sel Punca Mesenkim yang Dikultur ...
15.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Factors affecting osteogenesis and chondrogenic differentiation of ...
16.cabidigitallibrary.org. Karakterisasi dan Diferensiasi Sel Punca Mesenkimal Asal Jaringan Adiposa Cokelat Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) - CABI Digital Library
17.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Endothelial Differentiation of Mesenchymal Stromal Cells - PMC - PubMed Central
18.unair.ac.id. Potensi Kombinasi Mesenkimal Sel Punca Gusi dan Perancah ...
19.neliti.com. Utilization of Mesenchymal Stem Cells in Therapy in the Oral Cavity - Neliti
20.pdfs.semanticscholar.org. Jalur Sinyal Tgf-Β Berperan Dalam Self Renewal, Diferensiasi, Dan Proliferasi stem Cell - Semantic Scholar
21.pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Advances in Shear Stress Stimulation of Stem Cells: A Review of the Last Three Decades
22.pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Advances in Shear Stress Stimulation of Stem Cells: A Review of the Last Three Decades - PubMed Central
23.repository.ipb.ac.id. Aplikasi Eksosom dari Sel Punca Mesenkimal untuk Terapi Berbasis Tanpa Sel
24.regenic.co.id. Mesenchymal Stem Cell: Kunci Pemulihan Jaringan yang Rusak - Regenic
25.unair.ac.id. Terapi Menjanjikan Eksosom dan Mesenchymal Stem Cell pada Kerusakan Diskus - Universitas Airlangga Official Website
26.rsiabinamedika.com. Menilik Masa Depan Pengobatan Regeneratif Dengan Terapi Exosomes-MSC
Penyusun : dr.Kris Sentosa, CSC.T, ANT.MSc
Comments
Post a Comment